Minggu, 22 September 2013

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI IRA NOVIYANTI JAMBAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER (MPC) PADA SISWA
KELAS X BIDANG KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN
DI SMK NEGERI 1 KUTALIMBARU T.A 2013/2014


Oleh : Ira Noviyanti Jambak
Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan


ABSTRAK
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar Mata diklat Merakit Personal Komputer (MPC) siswa kelas X yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping lebih baik dari pada kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional.
            Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X  bidang keahlian Teknik Komputer Jaringan di SMK Negeri 1 Kutalimbaru Tahun Pembelajaran 2013/2014, yang terdiri dari 2 kelas. Sampel penelitian diambil dengan teknik Totally Sampling dan untuk kelompok perlakuan dipilih dengan cara memberikan pretes yaitu kelompok perlakuan dengan model pembelajaran Mind Mapping sebanyak 36 orang dan kelompok perlakuan dengan model pembelajaran Konvensional sebanyak 36 orang. Data penelitian dikumpul dengan menggunakan tes hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC), dianalisis dengan uji t independen pada taraf signifikansi 5%.
            Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC) siswa yang diajar dengan model pembelajaran Mind Mapping adalah 23,69 dengan tingkat kecenderungan belajar cukup dan rata-rata hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC) siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional adalah 16,56 dengan tingkat kecenderungan belajar cukup. Hasil uji persyaratan analisis menunjukkan bahwa sebaran data hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC) yang diajarkan dengan model pembelajaran Mind Mapping adalah berdistribusi normal dimana LHitung  0.059589  < LTabel 0,1477 dan data hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC) yang diajarkan dengan model pembelajaran Konvensional adalah berdistribusi normal dimana LHitung 0.053722 < LTabel 0,1477 dan kedua varians data adalah Homogen karena
            Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC) kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping lebih baik dari pada kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional pada siswa kelas X Bidang Keahlian Teknik Komputer Jaringan di SMK Negeri 1 Kutalimbaru Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan nilai tHitung 8,769 > tTabel 1,668.
Kata Kunci : Mind Mapping, Konvensional, Hasil Belajar MPC

A.     Pendahuluan

            Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Dunia pendidikan sekarang dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi dalam pembelajaran pada berbagai aspeknya, mulai dari visi, misi, tujuan, program, layanan, model, model, strategi, teknologi, proses, sampai evaluasi. Seperti yang kita lihat di Negara kita Indonesia, lembaga pendidikan di Indonesia senantiasa selalu berusaha  meningkatkan  kualitas  pendidikan, baik dari segi kurikulum, fasilitas, sarana dan prasarana serta kualitas guru (pendidik). 
            Salah  satu  cerminan  kualitas  pendidikan  di  sekolah  adalah  hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah tersebut. Hal itu sejalan dengan pendapat Dimyati dan Mujdiono (2006:20) bahwa “ hasil belajar merupakan suatu puncak dari proses belajar”. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat adanya  evaluasi yang guru lakukan setelah selesai menjelaskan materi pelajaran. Menurut Sudjana (2009 : 3) bahwa “hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.” Sehingga hasil belajar merupakan ukuran atau standar kepada peserta didik guna melihat perubahan kemampuan peserta didik dalam bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (ketrampilan). Dengan demikian hasil belajar siswa pada suatu mata pelajaran tertentu merupakan salah satu indikator  kualitas  pendidikan  di  sekolah  yang  bersangkutan.  Peningkatan kualitas  ilmu  pendidikan  pada  jenjang  pendidikan  dilakukan pada semua kelompok mata pelajaran yang tertuang dalam Standar isi. Pada sekolah menengah kejuruan (SMK) bidang keahlian teknik komputer jaringan (TKJ), salah satunya dalam kelompok mata pelajaran kompetensi kejuruan, yaitu pada mata diklat Merakit Personal Komputer.
SMK Negeri 1 Kutalimbaru adalah salah satu sekolah bidang keteknikan. Mata diklat Merakit Personal Komputer (MPC) merupakan mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan yang wajib diambil dan dipahami oleh setiap siswa kelas X. Dalam mata diklat ini siswa/siswi dituntut untuk mengerti dan memahami tentang segala kebutuhan dan spesifikasi komponen personal komputer yang akan dirakit serta harus memahami betul bagaimana cara Merakit Personal Komputer (MPC) dengan baik sesuai kaidah kesehatan dan keselamatan kerja (K3) baik secara teori maupun secara praktek. Sebelum siswa melakukan praktek, siswa/i terlebih dahulu harus memahami betul teori tentang merakit personal komputer.
            Dalam hal ini, peran seorang pendidik sangat  diperlukan dimana pendidik harus mampu mengajarkan pelajaran tersebut semenarik mungkin, sehingga membuat siswa cepat mengerti dan paham akan materi yang diajarkan. Seperti kenyataannya, hasil belajar siswa pada mata diklat Merakit Personal Komputer (MPC) masih rendah. Dari survey yang dilakukan dilapangan dengan mendengar pendapat guru mata diklat Merakit Personal Komputer (MPC) bahwasanya hasil belajar siswa kelas X TKJ untuk mata diklat Merakit Personal Komputer (MPC)dianggap rendah yaitu nilai rata-rata 6,0, masih lebih rendah dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh Depdiknas yaitu 7,0. 
            Guru mata diklat Merakit Personal Komputer (MPC) mengatakan bahwasanya sampai saat ini pembelajaran yang dilaksanakan khususnya untuk mata diklat Merakit Personal Komputer (MPC) sudah maksimal. Selama proses belajar, minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran ini sangat tinggi. Tetapi karena tidak adanya buku pegangan kepada para siswa, maka hal itulah yang menjadikan kendala guru dalam proses pengajaran. Kalau hanya mengandalkan penjelasan dari guru yang bersifat verbal, itu belum efektif untuk membuat siswa paham akan materi yang diajarkan. Sedangkan jika mencatat yang didiktekan dari guru, itu akan membuat siswa cepat bosan dan jenuh dalam belajar. Walaupun kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (Spektrum), akan tetapi pelaksanaan dari tujuan kompetensi tersebut belum dapat terlaksana pada mata diklat Merakit Personal Komputer. Untuk hasil belajar siswa yang dibawah rata-rata nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) maka siswa akan diberi ujian dan remedial, dan walaupun sudah diadakan ujian kembali, masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata.
            Salah satu guru di SMK Negeri 1 Kutalimbaru memperkuat pernyataan  guru bidang studi mengatakan bahwa telah dilakukan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMK Negeri 1 Kutalimbaru dengan berbagai cara antara lain: mengadakan les tambahan, kegiatan praktek di laboratorium komputer dan juga dengan memberikan buku LKS kepada siswa. Akan tetapi hasil belajar tetap belum tercapai, karena fasilitas pembelajaran disekolah dan cara belajar siswa yang belum tepat.
  Oleh karena itu, banyak pakar yang menyatakan bahwa sebaik apa pun materi pelajaran yang dipersiapkan tanpa diiringi dengan model pembelajaran yang tepat, pembelajaran tidak akan mendatangkan hasil yang maksimal. Kecermatan pilihan itu semakin penting jika kondisi yang dihadapi kurang kondusif, seperti halnya pada mata diklat kejuruan tentang Merakit Personal Komputer (MPC) bagi siswa kelas X di SMK bidang keahlian Teknik Komputer Jaringan. Pendidik harus mampu mengimplementasikan model pembelajaran yang inovatif seperti salah satunya model pembelajaran Mind Mapping. Dalam proses belajar mengajar, penggunaan model pengajaran yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap ketercapaian pemahaman murid. Model pembelajaran Mind Mapping merupakan suatu teknik pembuatan catatan-catatan yang dapat digunakan pada situasi, kondisi tertentu, seperti dalam pembuatan perencanaan, penyelesaian masalah, membuat ringkasan, membuat struktur, pengumpulan ide-ide, untuk membuat catatan, kuliah, rapat, debat dan wawancara.
B.     Rumusan masalah

1.      Bagaimana hasil belajar merakit personal komputer (MPC) dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada siswa kelas X bidang keahlian Teknik  Komputer Jaringan SMK Negeri 1 Kutalimbaru T.A. 2013/2014?
2.   Bagaimana hasil belajar merakit personal komputer (MPC) dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas X bidang keahlian Teknik Komputer Jaringan SMK Negeri 1 Kutalimbaru T.A. 2013/2014?
3.   Apakah hasil belajar merakit personal komputer  dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping lebih tinggi daripada hanya menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas X bidang keahlian Teknik Komputer Jaringan SMK Negeri 1 Kutalimbaru T.A. 2013/2014?



C.     Model Pembelajaran Mind Mapping
            Menurut Buzan (2013 : 4) “Mind map merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi tersebut keluar dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran siswa”. Yang mana mind mapping akan memudahkan peserta didik dalam menghapal atau mengingat sesuatu informasi yang sudah dipelajarinya. Langkah-Langkah dalam membuat mind mapping adalah :
1. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan  mendatar. Karena memulai dari tengah member kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.
2. Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda. Karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu siswa menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat tetap terfokus, membantu berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.
3. Menggunakan warna. Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat mind mapping lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif dan menyenangkan.
4. Menghubungkan cabang-cabang utama kegambar pusat dan menghubungkan cabang-cabamg tingkat dua dan tiga ketingkat  satu dan dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja  asosiasi. Otak senang mengaitkan dua, tiga atau empat hal sekaligus. Dengan mnghubungkan cabang-cabang, siswa akan lebih mudah mengerti dan mengingat.
5. Membuat garis hubung  yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata.
6. Menggunakan saru kata kunci untuk setiap satu garis. Karena kata kunci tunggal member lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada peta pikiran.
7. Menggunakan gambar karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata. Bila di dalam peta ada 10 gambar makna maka peta pikiran itu sudah setara dengan 10000 kata catatan.
http://mahmuddin.files.wordpress.com/2009/12/display.jpg?w=300&h=225
 





Gambar 1.  Display Mind Mapping
            Seperti yang dicontohkan departemen pendidikan, menurut Istarani (2011 : 59) adapun langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran mind mapping adalah sebagai berikut :
        (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, (2) Guru          mengemukakan konsep/
        permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik dan sebaiknya permasalahan yang          mempunyai alternative jawaban, (3) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang, (4) Tiap         kelompok menginventarisasi/mencatat alternative jawaban hasil diskusi, (5) Tiap           kelompok
         (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat dipapan             dan         mengelompokkan sesuai kebutuhan guru, (6) Dari data-data dipapan peserta didik diminta        membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
            Dari uraian tersebut, mind mapping adalah suatu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Mind mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak, maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, symbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dapat menyerap informasi yang diterima. Mind mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperolah siswa ketika berada diruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam pembuatan mind mapping.
D.     Model Penelitian

            Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen yaitu merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh atau akibat dari sesuatu perlakuan yang dikenakan kepada subjek (siswa). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dibagi atas dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kedua kelas ini mendapat perlakuan yang berbeda. Kelas kontrol diberikan model pembelajaran konvensional, sedangkan kelas eksperimen diberikan model pembelajaran mind mapping. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas X atau kelas 1 Program Keahlian teknik komputeer jaringan di smk negeri 1 kutalimbaru t.a. 2013/2014. Berdasarkan data yang dihimpun dari pihak sekolah, jumlah kelas X di SMK NEGERI 1 KUTALIMBARU ada 2kelas yaitu X TKJ 1 dan X TKJ 2, dengan jumlah siswa masing-masing kelas X TKJ 1 36 siswa, X TKJ 2 36 siswa.
            Desain penelitian yang digunakan berupa desain kelompok control postest-postest (The Postest-Postest Control Group Design). Desain ini merupakan yang paling efektif dalam menunjukkan adanya sebab akibat dari suatu perlakuan. Dimana postest diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara kedua kelas sebelum studi. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Desain Eksperimen
(The Postest-Postest Control Group Design)
Kelas
Pretes
Perlakuan
Postest
Kontrol
O1
X
O2
Eksperimen
O1
Y
O2
Keterangan :
O1        : pemberian test awal (pretes)             
O2        : pemberian test akhir (postes)
X         : perlakuan (treatment) untuk model pembelajaran konvensional
Y         : perlakuan (treatment) untuk model pembelajaran mind mapping




E.     Hasil Penelitian

                Hasil penelitian yang dilaksanakan berguna untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa dengan digunakannya model pembelajaran mind mapping dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasilnya terdapat perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping lebih tinggi bila dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Diketahui bahwa berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC) siswa yang diajar dengan model pembelajaran Mind Mapping adalah 23,69 dengan tingkat kecenderungan belajar cukup.

Tabel 2. Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No
Statistik
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
1
N
36
36
2
Jumlah Nilai
853
596
3
Rata-rata
23,69
16,56
4
S. Baku
3,33
3,57
5
Varians
11,08
12,71
6
Maksimum
34
23
7
Minimum
19
6

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Dengan Menggunakan Model pembelajaran Mind Mapping

Kelas
Interval
fo
fr
1
19 – 21
10
27.77%
2
22 – 24
16
44.44%
3
25 – 27
5
13.88%
4
28 – 30
3
8.83%
5
31 – 33
1
2.77%
6
34 – 36
1
2.77%
Jumlah
36
100.00%




 




Gambar 2. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan
Model pembelajaran Mind Mapping

Dan rata-rata hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC) siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional adalah 16,56 dengan tingkat kecenderungan belajar cukup.


Tabel 4. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Dengan Model pembelajaran Mind Mapping
Kelompok
Fo
Fr
Kategori
25,505 – ke atas
6
16,67 %
Tinggi
17 – 25,505
30
83,33%
Cukup
8,495 – 17
0
0,00%
Kurang
8,495 – ke bawah
0
0,00%
Rendah
Jumlah
36
100 % 


Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan
 Menggunakan Pembelajaran Konvensional
Kelas
Interval
fo
fr
1
6– 8
1
2.78 %
2
9 – 11
0
0.00%
3
12 – 14
10
27.78%
4
15 – 17
11
30.55%
5
18 – 20
8
22.22%
6
21 – 23
6
16.67%
Jumlah
36
100.00%












Gambar 3. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Dengan Pembelajaran Konvensional


Tabel 6. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa yang Diajar
dengan Pembelajaran Konvensional
Kelompok
Fo
Fr
Kategori
25,505 – ke atas
0
0.00 %
Tinggi
17 – 25,505
18
50,00%
Cukup
8,495 – 17
17
47,22%
Kurang
8,495 – ke bawah
1
2,78%
Rendah
Jumlah
36
100 % 


            Hasil uji persyaratan analisis menunjukkan bahwa sebaran data hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC) yang diajarkan dengan model pembelajaran Mind Mapping adalah berdistribusi normal dimana LHitung  0.059589  < LTabel 0,1477 dan data hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC) yang diajarkan dengan model pembelajaran Konvensional adalah berdistribusi normal dimana LHitung 0.053722 < LTabel 0,1477 dan kedua varians data adalah Homogen karena

            Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC) kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping lebih baik dari pada kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional pada siswa kelas X Bidang Keahlian Teknik Komputer Jaringan di SMK Negeri 1 Kutalimbaru Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan nilai tHitung 8,769 > tTabel 1,668.

F.      Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:
1.      Hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC) dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada siswa kelas X bidang keahlian Teknik Komputer Jaringan SMK Negeri 1 Kutalimbaru T.A. 2013/2014 adalah sebesar  rata-rata 23,69.
2.      Hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC) dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas X bidang keahlian Teknik Komputer Jaringan SMK Negeri 1 Kutalimbaru T.A. 2013/2014 adalah sebesar rata-rata 16,56.
3.      Hasil belajar Merakit Personal Komputer (MPC)  dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping lebih tinggi daripada hanya menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas X bidang keahlian Teknik Komputer Jaringan SMK Negeri 1 Kutalimbaru T.A. 2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian hipotesis dimana thitung  >  ttabel    yaitu 8,769 > 1,668.
G.    Daftar Pustaka

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Konstekstual (Inovatif).Bandung : Yrama Widya
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo  Persada
Buzan, Tony. 2013. Buku Pintar Mind Mapping. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.
Bukit, Fadillah Rahmadhani.2011. Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap           Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha Dan Energi Dikelas VIII   Semester I Mts             Negeri 3 Medan T.P 2011/2012. Skripsi.
Hamid Sholeh. 2011. Metode edutainment . Yogyakarta: Diva Press
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif . Medan: Media Persada.
Kartiwi Ati. 2010. Pengaruh Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa pada      Mata    Pelajaran             Keterampilan Komputer Dan Pengelolahan Informasi Di Sekolah Menengah Kejuruan        (Kuasi Eksperimen pada Siswa kelas X SMK         Negeri 1Bandung). Skripsi.
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Oneto Erima. 2008. 30 Menit Merakit Komputer Sendiri. Jakarta Selatan : Media      Kita
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:  Rajawali Pers.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana,Nana (2005),  Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:    Remaja Rosdakarya
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning teori & aplikasi PAIKEM
          Surabaya: Pustaka Pelajar
Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Tambunan, Sara .F . 2012. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Mind          Mapping Terhadap Hasil Belajar Pada Kelas X AP SMK Bukit Cahaya Sidikalang T.A 2011/2012. Skripsi.
Tim Fakultas Teknik. 2004. Menginstalasi PC. Yogyakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progressif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.
Yonnie.microsoft powerpoint.
http://mediafunia.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-konvensional.html      diakses tanggal 15        Juni 2013
http://statistikian.blogspot.com/2013/01/uji-homogenitas.html#.UcxxXjsXEjI             diakses tanggal 27        Juni 2013
http://statistik-kesehatan.blogspot.com/2011/03/uji-t-independen.html diakses           tanggal 30 Juni             2013
http://tatangmanguny.wordpress.com/2011/02/03/taksonomi-bloom-versi-baru-2/ diakses     tanggal 28        Juni 2013
http://tn-robby.blogspot.com/2012/05/langkah-langkah-merakit-pc-beserta.html         diakses tanggal 1          Juni 2013